PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA PENYANDANG TUNA DAKSA BAWAAN DENGAN TUNA DAKSA BUKAN BAWAAN

Triastutik, Arik (2014) PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA PENYANDANG TUNA DAKSA BAWAAN DENGAN TUNA DAKSA BUKAN BAWAAN. Other thesis, Untag Surabaya.

[img] Text
Bab I.pdf

Download (193kB)
[img] Text
Bab II.pdf

Download (356kB)
[img] Text
Bab III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (256kB)
[img] Text
Bab IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (182kB)
[img] Text
Bab V.pdf

Download (301kB)
[img] Text
Cover.pdf

Download (765kB)

Abstract

Kemandirian merupakan segala kebutuhan individu yang menyangkut aspek fisik berupa mobilisasi dan psikososial, seperti rasa aman dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Keterbatasan fisik menyulitkan individu tuna daksa dalam melakukan aktivitas yang membutuhkan keterampilan motorik, karena kecacatannya pula juga sering mendapat perlakuan yang berlebihan dari lingkungan sekitar, seperti rasa belas kasihan, dianggap merepotkan, atau bahkan diremehkan. Akibat sikap lingkungan yang negatif, individu tuna daksa mengalami hambatan dalam mengembangkan kemandiriannya, hingga akhirnya kerap kali tidak bisa mandiri dan masih bergantung pada orang lain. Penyebab kecacatan yang terjadi juga mempengaruhi kemandiriannya, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perbedaan kemandirian antara penyandang tuna daksa bawaan dengan penyandang tuna daksa akibat kecelakaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.Peneliti menggunakan alat ukur skala kemandirian dengan angka validitas bergerak dari 0,302 sampai 0,744 dan reliabilitas 0,942. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang penyandang tuna bawaan dan 30 orang penyandang tuna daksa akibat kecelakaan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan Uji t-test diperoleh t = 3,946 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) dimana kelompok tuna daksa bawaan memiliki rerata = 166,67 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tuna daksa akibat kecelakaan dengan rerata = 152,47. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemandirian penyandang tuna daksa bawaan lebih tinggi atau lebih mandiri dari pada penyandang tuna daksa akibat kecelakaan. Kondisi tersebut terjadi karena individu yang cacat sejak lahir telah terbiasa dengan kekurangan fisiknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya, berbeda halnya dengan individu yang baru mengalami cacat karena kecelakaan, belum mampu menyesuaikan diri dengan kekurangan fisiknya yang dahulu sempurna. Berdasarkan hasil penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: kemandirian, tuna daksa bawaan dan tuna daksa akibat kecelakaan.
Subjects: Q Science > QP Physiology
Divisions: Fakultas Psikologi
Depositing User: Users 9 not found.
Date Deposited: 10 May 2019 02:52
Last Modified: 10 May 2019 02:52
URI: http://repository.untag-sby.ac.id/id/eprint/1645

Actions (login required)

View Item View Item