UJI KEPATUHAN PADA FALSAFAH BANGSA DI ERA GLOBAL

Hardjosoewito, Sukarno (2004) UJI KEPATUHAN PADA FALSAFAH BANGSA DI ERA GLOBAL. PROSIDING Seminar Internasional. ISSN 979-9459-13-3

Text UJI KEPATUHAN PADA FALSAFAH BANGSA DI ERA GLOBAL.pdf Download (309kB)

Abstract

Kepatuhan suatu bangsa pada falsafah yang menjadi pilihannya merupakan faktor penentu sejarah perkembangan baik bangsa yang bersangkutan maupun komunalitas bangsa-bangsa di dunia. Keberhasilan bangsa dalam menapaki kehidupan untuk meraih cita-cita melalui bernegara terbukti sangat bervariatif. Sejarah mencatat bahwa bangsa-bangsa di dunia belahan barat yang lebih pragmatis-positivistis dinilai lebih maju daripada bangsa-bangsa di dunia belahan timur yang idealis-religius. Kendati kenyataan bahwa Jepang dan Korea Selatan menjadi negara progresif, namun bukan sebagai akibat dikotomi belahan dunia barat dan timur melainkan kedua negara tersebut telah menerapkan prinsip pragmatisme-positivistis. Pada era global ini negara-negara pragmatisme-positivistis nampak lebih mendominasi atau menjadi pelopor terdepan dalam bidang ekonomi dan teknologi. Kendati demikian pada negara pragmatis-positivistis yang masih berpegang teguh pada religie lah yang nampak tidak kehilangan jati diri bangsanya. Sementara negara pragmatis-positivistis sekular mengalami kesulitan untuk menemukan identitas bangsanya. Telaah berikut mencoba membandingkan kepatuhan bangsa pada falsafah bangsanya antara Malaysia dengan Indonesia secara acak. Kedua negara tersebut sebagai negara berkembang, negara idealis-religius yang mencoba memadukan konsep pragmatis-posivistik melalui modernisasi (pembangunan). Kedua negara memiliki ciri budaya yang hampir sama, namun memiliki sejarah kemerdekaan yang berbeda. Kondisi geografs serupa, mayoritas pemelukan agama yang hampir sama, namun jumlah penduduk yang jauh berbeda, menjadikan varian yang menarik dalam pembandingan tersebut

Actions (login required)

View Item