FUNGSI LAPAS DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA (STUDI KASUS DI LAPAS LAMONGAN)

KRISTANTONO, YOYOK (2007) FUNGSI LAPAS DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA (STUDI KASUS DI LAPAS LAMONGAN). Other thesis, Untag Surabaya.

	Text Bab I.pdf Download (392kB)
	Text Bab II.pdf Download (359kB)
	Text Bab III.pdf Download (240kB)
	Text Bab IV.pdf Download (266kB)
	Text Bab V.pdf Download (216kB)
	Text COVER - HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (153kB)
	Text Dafpus.pdf Download (180kB)
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (180kB)
	Text KATA PENGANTAR.pdf Download (175kB)

Abstract

Berdasarkan uraian di atas saya menyimpulkan bahwa fungsi Lapas selama ini masih banyak dipengaruhi oleh teori pemidanaan dengan unsur penjeraan. Pemidanaan penjara difungsikan semata-mata untuk membatasi gerak pelaku tindak pidana. Padahal berdasarkan UU Pemasyarakatan, pidana penjara ditujukan sebagai fungsi pembinaan bagi penghuni lapas, disamping sebagai muara dalam penegakan hukum pidana. Dengan perubahan istilah “penjara” dengan “pemasyarakatan”, maka fungsi penjara berubah sebagai sarana pembinaan yang berkonsep integrasi (rehabilitasi kemasyarakatan). Dengan demikian pembinaan menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat. Kenyataannya masyarakat masih memandang sebelah mata terhadap keberadaan napi, napi sebagai komponen masyarakat dianggap tidak layak membaur kembali di tengah masyarakat setelah bebas. Untuk itu pembinaan ekstarmural (asimulasi, cuti menjelang bebas dan bebas bersyarat) ditujukan untuk membaurkan napi dengan masyarakat sebelum mereka dikembalikan ke lingkungan masyarakat. Sementara itu pembinaan intramural yang diselenggarakan di dalam lapas banyak mengalami hambatan dikarenakan oleh keterbatasan fasilitas dan kurangnya rasa tanggung pengelola lapas.

Actions (login required)

View Item